Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-18 19:16:23【Resep Pembaca】100 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(8993)
Sebelumnya: Literasi bisnis dinilai penting tingkatkan daya saing pelaku ekraf
Selanjutnya: CORE: Jelang Natal, pasokan
Artikel Terkait
- Menkopolhukam serahkan tali asih ke tokoh masyarakat di Jayapura
- Hari Pangan Sedunia: Ini tema dan acara Forum Pangan Dunia tahun 2025
- Ahli kemukakan tiap individu butuhkan nutrisi yang berbeda
- Waralaba kopi Indonesia bukukan potensi transaksi Rp9,6 miliar di TEI
- BPS: Konsumsi rumah tangga kuartal III melambat karena siklus musiman
- Prabowo: Penerima MBG 35,4 juta orang, hampir 7 kali populasi Singapura
- Survei Indostrategi setahun Prabowo ungkap PKG dapat skor tertinggi
- Penyebab produk pangan terpapar radioaktif & dampaknya bagi kesehatan
- Riset IHATEC: Kehalalan produk jadi pertimbangan utama konsumen
- Kemendag buka akses ekspor kuliner Indonesia ke lima negara
Resep Populer
Rekomendasi

Tokopedia dan TikTok Shop komitmen dorong pertumbuhan ekonomi digital

Pimpinan Komisi X usul bentuk dapur sekolah MBG di daerah 3T

MU diimbangi Nottingham Forest 2

Hari Pangan Sedunia, masih ada 673 juta orang tidur kelaparan

Stafsus: MBG

Ahli ingatkan kadar lemak visceral tinggi bisa sebabkan sakit jantung

Rahasia kulit sehat dan awet muda dengan 7 makanan kaya kolagen alami

BKKBN laksanakan program PASTI percepat penurunan stunting di Kalbar